Berita

MIT Ar-Roihan Lawang Malang Sumber Rujukan Pendidikan Inklusi Indonesia

Kegiatan Bimbingan Teknis Master Trainer Pengawas Madrasah Zona 3 PKB Guru Madrasah diisi dengan kunjungan Temu Terap. Kegiatan kunjungan temu terap ini dilaksanakan usai kegiatan Bimbingan Teknis Master Trainer Pengawas Madrasah Zona 3 PKB Guru Madrasah. MIT Ar-Roihan Lawang Malang Jawa Timur menjadi sumber rujukan belajar. Penyelenggaraan Pendidikan Inklusif yang memiliki cukup pengalaman yang patut diperhitungkan, Jumat, (13/10/23).

Penobatan MIT Ar-Roihan sebagai sumber belajar pendidikan inklusi di Indonesia, tentu bukan tanpa alasan. Ada banyak prestasi PDBK MIT Ar-Roihan baik di level Provinsi, Nasional bahkan Internasional yang telah diraihnya.

Ketua Umum FPMI Pusat, Supriyono menyatakan bahwa segala daya upaya yang dilakukan di madrasah harus didasari ibadah yang berdimensi ukhrowi. “Strategi implementasi Pendidikan Inklusif di madrasah ada dua pendekatan, yaitu yang pertama Mainstreaming dengan mewujudkan ekosistem/iklim yang Inklusif (semua madrasah inklusif) dan yang kedua Piloting-Modeling sebagai keunggulan Madrasah dengan penataan manajemen, kurikulum dan pembelajaran dan layanan kebutuhan khusus dalam setting inklusif. MIT Ar-Roihan menjadi salah satu piloting-modeling yang menginspirasi tata kelola penyelenggaraan pendidikan inklusif di Indonesia,” ujar Supriyono.

Kegiatan ini diikuti oleh Pengawas Madrasah beserta FPMI Pusat. FPMI Pusat mengemban tugas untuk mendampingi para peserta kegiatan. Ketua Umum FPMI Pusat Supriyono yang menugaskan jajaran Sekretaris FPMI Pusat yaitu Erwan Hermawan dan Mahruf untuk mendampingi Pengawas Madrasah.
“Semua pengawas madrasah selama proses dan setelah bimtek dan temu terap dapat mempelajari pengetahuan, ketrampilan, dan sikap baru,”ujar Erwan.

Erwan memandang perlu adanya perubahan mindset untuk para Pengawas. Dengan adanya perubahan mindset yang terbuka, diharapkan pengetahuan tersebut tidak berhenti di pengawas madrasah saja. “Kami berharap besar, para Pengawas dapat mensosialisasikan, memotivasi dan menggerakkan semua pengawas, kepala madrasah serta guru dan madrasah di wilayah dampingannya menjadi madrasah inklusif,” imbuhnya.

Ditambahkan oleh Erwan bahwa MIT Ar-Roihan sebagai madrasah inklusif telah banyak memiliki pengalaman dalam hal memberikan layanan pendidikan. Bahkan di Tahun Pelajaran 2023/2024 ini, dari total 777 siswa terdapat 90 PDBK yang tersebar di 32 rombel. “Sungguh MIT Ar-Roihan telah menunjukkan komitmen memperjuangkan hak peserta didik termasuk PDBK untuk mendapatkan layanan pendidikan yang bermutu,”puji Erwan.

Sementara itu Kepala MIT Ar-Roihan, Lailil Qomariyah yang juga selaku Bendahara Umum FPMI Pusat, mengaku sangat bahagia akan kunjungan belajar tersebut. Pihaknya sangat mengapresiasi atas keterlibatan lembaga yang dipimpinnya sebagai rujukan sumber belajar para para peserta kegiatan.
“Alhamdulillah jumlah siswa Tapel 2023/2024 sebanyak 777 siswa. Jumlah PDBK 90 siswa. Ada 32 rombel. Jumlah guru sebanyak 120 orang, dan Guru Pembimbing Khusus sebanyak 58 orang, dengan tatar belakang pendidikan guru kualifikasi S1 dan sebagian S2 dari pendidikan, PLB, psikologi, BK dan lainnya, sedangkan guru Tahfidz yang hafidz dan bersanad,”ucap Lalil.

Pihaknya menjelaskan bahwa tidak ada seleksi akademik dan non akademik, hanya di awal mereka melakukan identifikasi dan asesmen. Pembelajaran di kelas untuk PDBK dan peserta didik pada umumnya tidak dipisah. Untuk PDBK dilakukan akomodasi kurikulum dengan modifikasi maupun adaptasi. Di dalam kelas mata pelajarannya sama sehingga anak tidak merasa minder dan tidak diisolasi.

Lalil juga menginformasikan bahwa lembaganya senantiasa berupaya mengembangkan potensi anak sesuai dengan minat dan bakatnya, diantaranya memiliki 37 ekstra kurikuler yang bisa diikuti oleh peserta didik regular dan PDBK, misalnya ekstra kurikuler renang, tari, robotik, memasak, badminton, menggambar, komputer, coding, dan lain-lain. “Untuk Kelas 4-6 Ada Pramuka khusus PDBK diajarkan dasa dharma, semaphore, baris berbaris, tali temali, senam dan kemampuan dasar lainnya,”jelasnya.
Hal terpenting lainnya yang disampaikan oleh Lailil bahwa lembaganya menerapkan kolaborasi dengan dengan pihak orang tua. Fasilitas untuk PDBK di MIT Ar-Roihan dari swadaya masyarakat, juga ada bantuan dari Kemenag, ada bantuan dari mitra/relasi madrasah.

“Kami memiliki MoU dengan Rumah Sakit Jiwa Lawang meliputi edukasi dan sosialisasi dari psikolog, psikiater, dokter THT, dokter anak yang dilakukan secara gartis, dengan Poltekes di Malang dengan bantuan dana hibah dari Dikti yang diberikan ke MIT Ar-Roihan dalam bentuk pelatihan guru dan alat-alat kesehatan seperti tandu, stetoskop, timbangan badan, obat-obatan, meubelair UKS, dan lain-lain.” terang Lailil.

Leave A Comment

Your Comment
All comments are held for moderation.